JURNALWARGA.ID- Jakmania atau suporter persija belum lama ini menimbulkan keresahan warga sekitar.
Pasalnya, suporter klub Persija tersebut memadati kawasan bundaran HI.
Pihak kepolisian lantas mengamankan 65 orang dalam konvoi tersebut untuk diperiksa. “Jadi total semuanya 65 yang kita amankan di Polda Metro Jaya untuk diambil keterangannya. Arahnya kepada apakah ada yang memerintahkan untuk berkumpul atau ajakan berkumpul di Bundaran HI tersebut,” tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, Senin (26/4).
Adapun aksi Jakmania ini disayangkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19. Menurut Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Dr. Sonny Harry B Harmadi, hal ini kemungkinan besar akan berdampak pada penambahan kasus positif corona di Jakarta.
Kami tentu menyesalkan, itu kemungkinan besar akan berdampak ya terhadap tambahan kasus. Kalau satu saja ada yang positif kan dia bisa berdampak pada penularan yang masif,” jelas Sonny kepada Kumparan, Senin. “Takutnya ada klaster. Mereka pulang ngerasa aman-aman saja padahal tertular, dan menulari.”
Lebih lanjut, Sonny menilai bahwa kejadian ini seharusnya dapat diantisipasi oleh Satgas daerah. Ia pun mengimbau Satgas daerah agar kerumunan pasca perayaan event olahraga yang serupa tak terulang lagi ke depannya.
Untuk mengantisipasi munculnya klaster perayaan Jakmania kali ini, Sonny menyebutkan bahwa pihaknya sudah menghubungi pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Nantinya, Kemenpora akan diminta untuk melakukan testing dan tracing terhadap oknum Jakmania yang berkerumun di Minggu malam kemarin.
“Kami telah mengontak Kemenpora, karena itu kan Piala Menpora ya, untuk segera memanggil pimpinan suporter Jakmania. Untuk mendata siapa saja yang melakukan perayaan dan berkerumun kemudian mungkin dites, diambil sampelnya,” papar Sonny. “Jadi ini kami sudah serahkan pada temen-temen Kemenpora untuk ditindaklanjuti, dipanggil, untuk kemudian ditindak lebih lanjut. Bisa dengan menelusuri siapa yang hadir kemudian dilakukan tes untuk mengetahui apakah ada potensi klaster perayaan”