Jurnalwarga.id – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk pertama kalinya akan menggelar upacara Hari Juang Polri di depan Monumen Perjuangan Polri, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu 21 Agustus 2024.
“Pada upacara tersebut rencananya bapak Kapolri akan bertindak sebagai Inspektur Upacara,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangan tertulis pada Minggu (18/8/2024).
Polri Persiapkan Keamanan saat Upacara HUT ke-79 RI di IKN
Adapun rangkaian acara Hari Juang Polri dengan tema “Dengan Semangat Proklamasi Polisi 1945 Polri Siap Menyongsong Indonesia Emas 2045”, yakni sarasehan dan syukuran di Polda Jatim, Selasa (20/8/2024) pukul 19.15 WIB. Kemudian upacara Hari Juang Polri di Monumen Perjuangan Polri, akan berlangsung pada hari Rabu (21/8/2024) pukul 08.00 WIB.
Trunoyudo menjelaskan bahwa pada tanggal 21 Agustus 1945, merupakan hari yang tak terlupakan untuk kepolisian Indonesia.
Sejarah mencatat pada saat itu terjadi peristiwa Proklamasi Polisi yang dilakukan Polisi Istimewa (sebelumnya Bernama Tokubetsu Keisatsutai) di Bawah pimpinan Inspektur Polisi Kelas 1 Moehammad Jasin.
Setelah proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan 17 Agustus 1945, Menteri Negeri Otto Iskandar Dinata menetapkan status polisi segera dimasukkan ke dalam kekuasaan Pemerintah Indonesia.
Kakorlantas Cek Kesiapan Personel dan Kendaraan Lalu Lintas Jelang HUT ke-79 RI di IKN
Menyikapi hal tersebut, M Jasin sebagai Komandan Polisi Istimewa Surabaya mengadakan rapat bersama anggota lainnya membahas kedudukan polisi pasca proklamasi.
Kemudian disepakati menyatakan sikap kesetiannya kepada Negara Republik Indonesia dengan menyusun teks Proklamasi Polisi.
Di Bawah kibaran merah putih, sekitar 250 orang anggota Kesatuan Polisi Istimewa berkumpul di halaman Markas Polisi Istimewa di Surabaya. Pada saat itu, M Jasin membacakan teks Proklamasi Polisi.
“Ini menjadi momentum seluruh polisi di negeri ini Bersatu dengan nama Polisi Republik Indonesia yang terlepas dan diperalat oleh penjajah Jepang pada saat itu”, ungkap Trunoyudo.***